delete
Hutan
Hutan... Kambing yang paling kecil menghampiriku. Ia menghenduskan hidungnya ke mukaku. Ia ingin aku membelai kepalanya dan mengajaknya bermain. Segera kuayunkan tanganku dan mengusap-usap hidung dan kepalanya. Ia tampak senang dan semakin mendekatkan kepalanya ke tubuhku. Lalu kambing-kambingku yang lain turut mendekatiku dan mengerubungiku. Mereka bertiga mengajaku bermain. Kambing yang paling tua mengangkat kedua kaki depannya dan ingin naik ke pundakku. Satunya lagi mencoba menghalanginya dengan menyerudukkan tanduknya ke bagian belakang tubuh kambing yang paling tua. Kambing yang...
delete
Makrokosmos
Makrokosmos... Peristiwa yang terjadi di kampung sebelah selama beberapa minggu kemarin, masih menjadi trauma bagi warga termasuk di kampungku. Kami sangat mencemaskan kedatangannya. Angin puyuh telah beberapa kali mengusik kenyamanan kami. Dan terakhir, kedatangannya telah merenggut saudara kami. Itu adalah kedatangannya yang paling menakutkan. Biasanya angin puyuh menyapu beberapa persawahan dan tidak memakan korban manusia. Tetapi pada akhirnya ia pun merambat masuk ke perkampungan. Seolah-olah ia tidak puas kalau hanya memakan tanaman-tanaman yang ada di persawahan. Ia pun mulai haus darah...
delete
Kehilangan
Kehilangan... Di kejauhan kudengar kicauan burung yang saling bersautan, seperti sedang bernyanyi. Kubuka pelan kelopak mataku yang masih malas untuk melihat langit-langit kamar. Agak remang kulihat dua ekor cicak di dinding yang sedang berkejaran. Semalam aku tidur sangat nyenyak. Dan sekarang aku merasa sangat nyaman. Ada dua ekor cicak yang menemani, dan kicauan burung sedang menyambut pagiku. Kesegaran udara menambah suasana semakin menyenangkan. Berharap untuk tidak melewatkan satu detik pun suasana seperti ini. Aku yakin, cuaca cukup cerah. Aku sangat menyukai aroma pagi. Wangi embun,...
delete
Nenek
Nenek... Mereka sudah di kandang. Mereka tampak cukup puas dengan perjalanannya mencari makan siang tadi. Pastinya malam nanti mereka akan bisa tidur pulas. Sekarang aku perlu membersihkan badan dan segera menemani nenek yang sebentar lagi akan menghidangkan makan malam. ……………….. “Nek.. apa menu makan malam ini?” Tanyaku agak iseng. Yaa.. biasalah.. Ayo makaan..” jawab nenek sambil mengambilkan nasi buatku dan menaruh ikan  asin di piringku. “Sambil makan, nenek mau cerita. Kamu mau mendengarkan cerita nenek kan Xulian..?” kata nenek sambil melahap nasi yang masih...
delete
Kambing dan Nizar Kailani
Kambing dan Nizar Kailani... “Kubawakan air buat kalian. Setidaknya ini akan membasahi kerongkonganmu!” Ujarku  kepada kambingku. Ketiga kambingku langsung menghampiriku dan saling berebut seember air yang kupegang. Mereka tampak sangat kehausan, maklum saja hampir seharian mereka merumput di bawah terik matahari. Mereka tampak antusias untuk menyeruput air segar itu hingga habis tak tersisa. Kulihat ada kepuasan di muka mereka. Seolah mereka ingin menunjukkan kebahagiaannya, dengan tersenyum sekenanya dengan sedikit rona muka yang lebih segar. Aku turut senang melihat ekpresi mereka. Haha.. dasar...
delete
Kosong
Kosong... Gelap… kelam… sangat gelap…… Apa ini? Dimana aku? Aku serasa hilang di tengah ruang waktu yang kosong. Tak tahu lagi dimana aku berada. Aku? Masih adakah aku? Seolah aku kosong dan menyatu dengan kekosongan. Kekosongan yang memenuhi seluruh ruang jagad. Yang kutahu, aku adalah aku, tanpa bentuk.. tanpa rupa. Aku buta akan semua wujudku. Aku, serasa sedang melesat menembus kekosongan yang gelap gulita, menuju ke takterbatasan dimensi. Saat kusadari aku sedang bergerak melesat, seketika aku pun terhenti tanpa rasa. Lalu kekosongan berbalik melesat menujuku, masuk di kedalaman...